Selasa, 29 Mei 2012

peter l berger


PETER L BERGER

Peter Ludwig Berger (lahir 17 Maret 1929) adalah seorang kelahiran Austria Amerika sosiolog terkenal untuk karyanya, turut menulis dengan Thomas Luckmann , Konstruksi Sosial Realitas : Sebuah Risalah di Sosiologi Pengetahuan (New York, 1966).                                           
Berger dilahirkan di Wina , Austria dan kemudian beremigrasi ke Amerika Serikat tak lama setelah Perang Dunia II . Pada tahun 1949 ia lulus dari Wagner College dengan gelar Bachelor of Arts . Ia melanjutkan studinya di The New School di New York (MA pada tahun 1950, Ph.D. 1954).
Pada tahun 1955 dan 1956 ia bekerja di Evangelische Akademie di Bad Boll , Jerman . Dari 1956-1958 Berger menjadi asisten profesor di Universitas North Carolina ; 1958-1963 dia adalah seorang profesor di Theological Seminary Hartford . Stasiun berikutnya dalam karirnya adalah jabatan guru di Sekolah Baru untuk Penelitian Sosial, Universitas Rutgers , dan Boston College . Sejak 1981 Berger telah University Profesor Sosiologi dan Teologi di Universitas Boston , dan sejak tahun 1985 juga direktur Lembaga Studi Kebudayaan Ekonomi , yang berubah, beberapa tahun yang lalu, ke dalam Institut Urusan Kebudayaan, Agama dan Dunia . [ 1]
Berger mungkin paling dikenal karena pandangannya bahwa realitas sosial adalah suatu bentuk kesadaran . Pusat untuk pekerjaan Berger adalah hubungan antara masyarakat dan individu . Dengan Thomas Luckmann dalam The Konstruksi Sosial Realita, Berger mengembangkan sebuah teori sosiologis: 'Masyarakat sebagai Realitas Objektif dan Realitas Subjektif sebagai'. Analisisnya tentang masyarakat sebagai realitas subjektif menggambarkan proses dimana konsepsi individu realitas diproduksi oleh nya atau interaksinya dengan struktur sosial. Dia menulis tentang bagaimana konsep-konsep manusia baru atau penemuan menjadi bagian dari realitas kita melalui proses objectivation . Seringkali kenyataan ini kemudian tidak lagi diakui sebagai ciptaan manusia, melalui proses yang Berger menyebut reifikasi . [2] Konsepsinya tentang struktur sosial seputar pentingnya bahasa , "sistem tanda yang paling penting dari masyarakat manusia," mirip dengan Hegel konsepsi 's Geist . [2]
Seperti kebanyakan sosiolog lain dari agama pada zamannya, ia keliru meramalkan mencakup segala sekularisasi dunia. Ini dia cukup bercanda mengakui pada beberapa kesempatan, menyimpulkan bahwa data sebenarnya membuktikan sebaliknya. Pada akhir 1980-an, Berger secara terbuka mengakui bahwa agama (baik lama dan baru) tidak hanya masih lazim, tetapi dalam banyak kasus lebih berseri dipraktekkan dibandingkan periode di masa lalu, khususnya di Amerika Serikat .
Dia, bagaimanapun, memenuhi syarat konsesi-konsesi. Sementara mengakui bahwa agama adalah masih merupakan kekuatan sosial yang kuat, ia menunjukkan fakta bahwa pluralisme dan globalisasi dunia berdasarkan bagaimana iman individu pengalaman, dengan karakter diambil-untuk-begitu saja agama sering digantikan oleh pencarian individu untuk pribadi agama preferensi. Demikian juga, dalam The Desecularization Dunia, ia mengutip kedua akademisi Barat dan Eropa Barat sendiri sebagai pengecualian terhadap hipotesis desecularization kemenangan: budaya ini tetap sangat sekuler meskipun kebangkitan agama di seluruh dunia.
Meskipun munculnya paradigma baru dalam sosiologi agama [3] , yang mengacu pada wawasan dari teori pilihan rasional dalam menjelaskan perilaku perusahaan keagamaan (gereja) dan konsumen (individu), pemikiran Berger telah mempengaruhi angka yang signifikan di lapangan dari sosiologi agama saat ini, termasuk rekannya di Boston University , Robert Hefner , dan mantan siswa Michael Plekhon , James Davison Hunter , dan Nancy Ammerman .


Kontruksi realitas secara sosial
            Pemikiran Peter L Berger tentang masyrakat dan individu dirumuskan bersama Thomas luckman, mengatakan realitas terbentuk secara sosial dan sosiologi ilmupengetahuan yang harus menganalisa proses bagaimana itu terjadi. Mereka mengakuai realitas obyektif, dengan membatasi realitas sebagai kualitas yang berkaitan dengan fenomena yang kita anggap diluar kemauan kita sebab ia tak dapat di enyahkan. Dalam teori ini mereka menyatakan bahwa realitas memiliki dimensi subjektif dan objektif. Manusia merupakan instrument dalam menciptakan “realitas yang obyektif” melalui proses ekstrenalisasi, sebagaimana ia mempengaruhinya melalu proses internalisasi ang mencerminkan “realitas yang subyektif” dengan demikian, masyrakat sebagai produk manusia, dan manusia sebagai produk masyarakat, yang keduanya berlangsung secara dialektis: tesis, anitesis dan sintesis. Kedialektisan itu sekaligus menandakan bahwa masyarakat tidak pernah sebagai produk akhir, tetapi tetap sebagai proses yang sedang terbentuk.
            Manusia sebagai individu sosial yang tidak pernah stagnan selama ia hidup di tengah masyarakatnya. Tesis utama Berger dan Luckmann adalah manusia dan masyarakat adalah produk yang dialektis, dinamis, dan plural secara terus menerus. Ia bukan realitas tunggal yang statis dan fina, melainkan merupakan realitas yang bersifat dinamis dan dialktis. Masyarakat adalah produk manusia, namun secara terus-menerus mempunyai aksi kembali terhadap penghasilannya. Sebaliknya, manusia juga produk masyarakat. Seseorang atau individu menjadi pribadi yang beridentitas kalau ia tetap tinggal dan menjadi entitas dari masyarakatnya. Proses dialektis itu, menurut Berger dan Luckmann mempunyai tiga momen yaitu eksternalisasi, objektivikasi, dan internalisasi.
            Menurut Berger, proses eksternalisasi dariapa yang dimiliki ini berjalan secara alamiah bedasarkan aturan-aturan untuk menghindari terjadinya dominasi oleh satu individu terhadap individu lainnya. Oleh karena itu, maka aturan tersebut dapat dilakukan dengan cara menetap atau merumuskan sebuah consensus atau objektivikasi. Setelah terjadi objektivikasi, maka hasil objektivikasi tersebut di internalisasikan. Selanjutnya setelah ada pemahaman yang baru dari individu tersebut, pemahaman tersebut kemudian di ekternalisasikan kembali.
           
Berger berupaya untuk menyakinkan bahwa individu (masuk) dalam masyarakat sebab ada mekanisme lembaga sosial (Sistem norma), stratifikasi sosial, dan system pengendalian sosial. Baik individu maupun masyarakt sama-sama berperan dan ada dalam individu. Ada hubungan dialektis yang terjadi. Berger memahami masyarakat dalam 2 bagian besar yakni:
1.      Masyarakat sebagai realitas objektif yaitu masyarakt disini dilihat berhubungan dengan lembaga-lembaga sosial, yang mengatur kehidupan masyarakat secara bersamaan.
2.      Masyarakat sebagai realitas subjektif  yaitu masyarakat disini dilihat dari bagaimana individu melakukan penafsiran terhadap realitas objektif yang berlaku umum dalam masyarakat.
Dalam bukunya invination to sociologi : ahumanistic prespective berger member kuliah pada siapapun yang tertarik pada sosiologi. Didalamnya Berger lebeih menegaskan tentang peran sosiologi ketimbang mengenalkan materi sosiologi baru, serta member penegasan terkait materi pengulangan gagasan-gagasan sosiologis sebelumnya, apa sesungguhnya peran sosiologi dalam kehidupan sosial, bagaimana peran ini benar-benar spesifik dalam artian bias dibedakan dengan ilmuwan-imuwan sosial lainnya.
      Di dalam bukunya berger menjelaskan tiga hal penting yaitu:
1.      Masyarakat dalam masyarakat (man in society)
2.      Masyarakat dalam manusia (society in man)
3.      Masyarakat sebagai drama (society in drama)
Berger juga tidak berkutat pada pernyataan tentang siapakah yang menentukan, individu atau masyarakat tetapi cenderung bersikap baik individu atau masyarakat sama-sama berperan dan ada dalam setiap individu. Berger berupaya menyakinkan bahwa individu terikat atau masuk dalam masyarakat karena didalamnya terdapat mekanisme lembaga sosial atau system norma. Stratifikasi sosial, dan system pengendalian sosial yang didalamnya berupa sanksi-sanksi. Yang kemudian membentuk perilaku-perilaku kita, disini kekuatan luar mampu memaksakkan sesuatu kepada individu jika individu memberontak maka yang terjadi kemudian adalah sitem pengendalian sosial menunjukkan eksistensinya berupa beragam sanksi.

Berger pernah mengatakan bahwa “masyarakat adalah dinding-dinding kepenjaraan kita dalam sejarah”. Berger juga menjelaskan 3 teori yang menyangkut kekuatan masyarakat dalam manusia yaitu :
1.      Teori peran
Dalam teori peran berger menjelaskan konsep penting yang disuguhkan adalah kreasi manusia yang disebutnya sebagai defenisi situasi. Yang dimaksud adalah seseorang akan memberikan peran tertentu mengikuti keadaan di mana ia harus menyesuaikan. Seseorang juga memiliki kemampuan untuk mengopor peran yang dimainkan oleh orang lain. Tetapi peran merupakan jawaban yang khas atas harapan yang khas, peran juga mampu memberikan pola yang memaksa individu melakukan tindakan-tindakan yang khusus.
2.      Teori sosiolgi pengetahuan
Dalam teori sosiologi pengetahuan dia menganggap semua yang dipikirkan oleh seseorang adalah bidang garap sosiologi. Singkatnya , semua pikiran manusia merupakan refleksi dari struktur  sosial.. ide berada dalam posisi sosial yang memiliki eksistensi. Meneliti masyarakat akan membimbing kita untuk lebih memfokuskan pada pandangan-pandangan masyarakat yang tidak sama antara satu dengan yang lain baik yang muncul dalam etika,filsafat ,maupun agama.
3.      Teori kelompok acuan
Teori kelompok menyatakan bahwa kelompok bisa memberikan model dimana kita terus menerus membandingkannya sekalipun kelompok tidak jarang menuntut untuk bersifat ideologis, tetapi selalu menguji kesetian kita. Seperti dalam kutipan Berger “Masyarakat tidak saja ada di luar sana tetapi juga didalam sini sebagai bagian dari kita yang paling dalam, masyarakat juga tidak hanya mengontrol gerakan kita tetapi membentuk identitas kita, pikiran kita  dan emosi kita. Struktur masyarakat menjadi stuktur kesadaran kita sendiri. Masyarakat tidak hanya ada di permukaan kulit kita, masyarakat menembusi kita sekuatnya masyarakat menutupi kita”. (BERGER,1985).


Tugas
Teori Sosiologi Modern
Peter L Berger




Oleh:
Nama : Muhamad Noor Irsyad
Nim : E41109265

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar